Masalah Makan: Alergi Makanan Pada Bayi

Apa itu alergi makanan?

Alergi makanan adalah suatu reaksi berlebihan pada sistem kekebalan tubuh terhadap protein dari makanan tertentu yang dikonsumsi. Reaksi alergi dapat terjadi pada bayi karena adanya reaksi dari antibodi bayi untuk melepaskan zat lain yang mendorong terjadinya reaksi ini. Kasus terjadinya alergi pada bayi tidak lepas dari faktor genetik, dalam artian alergi dapat bersifat turunan. Walaupun bisa jadi hal ini terjadi karena kemampuan ketahanan tubuh yang berbeda-beda, semisal pemberian antibiotik pada bayi yang mana tidak semua orang dan bayi akan mengalami reaksi alergi.

Jika bayi anda mengalami alergi yang diakibatkan oleh makanan yang ia makan, maka biasanya gejala alergi akan muncul dalam beberapa menit setelah ia makan dan dapat semakin memburuk dalam beberapa jam, jika jumlah penyebab alerginya sedikit (lemah) kejadian ini hanya akan berlangsung beberapa jam saja dan akan sembuh dengan sendirinya. Namun berbeda halnya jika penyebab alergi ini jumlahnya banyak dan tergolong kuat maka gejala, reaksi dan proses penyembuhannya bisa dalam hitungan hari yang tentu akan mengganggu aktifitas mereka. Jika hal ini terjadi pada bayi anda, sebaiknya anda segera membawanya kedokter untuk diperiksa dan dilakukan pengetesan alergi serta mendapatkan pengobatan lanjutan.

Gejala alergi yang muncul adalah:

1. Gatal di kulit, rasa gatal bisa muncul di semua anggota tubuh. Biasanya yang paling pertama dirasakan didaerah kulit kepala dan wajah. Perhatikan, jika bayi anda menggosok-gosokkan tangannya ke kepala dan wajah serta terlihat tidak tenang, bisa jadi mereka mengalami alergi.

2. Bercak merah, bercak ini ini rasanya sangat gatal dan bisa terdapat pada seluruh tubuh tergantung pada kuat atau lemahnya alergi yang dialami bayi anda.

3. Pembengkakan, bengkak bisa terjadi pada daerah tertentu di tubuh bayi anda, rata-rata dan paling banyak terjadi pembengkakan terjadi didaerah wajah.

4. Masalah pencernaan, masalah ini meliputi adanya ketidaktenangan pada bayi, bisa berupa rewel ataupun menangis karena bayi merasakan sakit perut atau kolik. Biasanya juga diikuti oleh muntah atau terjadi diare.

makanan penyebab bayi alergi

Berbahayakah alergi makanan pada bayi?

Reaksi alergi makanan yang terjadi ada dua:

1. Reaksi alergi ringan
Reaksi ini ini paling banyak terjadi pada bayi, biasanya hanya akan berlangsung dalam hitungan jam (1-3 jam) dan akan sembuh dengan sendirinya serta tidak terlalu mengganggu aktifitas bayi anda. Pengobatannya terjadi secara alami, anda hanya perlu memberikannya asi.

2. Reaksi alergi berat
Walaupun jarang terjadi pada bayi, namun reaksi alergi berat tetap bisa terjadi pada bayi anda. Gejala yang terjadi adalah adanya bercak merah dihampir seluruh badan bayi anda dengan diikuti pembengkakan di daerah wajah, bibir dan lidah dan dapat juga menyebabkan sesak nafas. Reaksi ini disebut juga reaksi anafilaksis yang bisa mengancam jiwa bayi anda. Jika hal ini terjadi segeralah bawa bayi anda ke fasilitas kesehatan setempat atau dokter kulit dan THT (telinga, hidung tenggorokan) agar mendapatkan pengobatan yang tepat.

Alergi makanan yang terjadi pada bayi biasanya dimulai pada saat mereka memulai makan-makanan selain asi, walaupun ada juga kasus bayi yang alergi ringan terhadap asi.

Makanan apa yang dapat menyebabkan reaksi alergi pada bayi? 

Makanan apapun dapat menyebabkan alergi, tetapi penyebab alergi yang paling umum terjadi dan menyerang bayi dan anak-anak adalah:

1. Telur.
2. Susu sapi.
3. Kacang-kacangan.
4. Gandum.
5. Kedelai.
6. Ikan (kebanyakan ikat laut)
7. Kerang (termasuk lobster, udang dan kepiting)

Apa faktor yang dapat menyebabkan resiko alergi makanan pada bayi tinggi?

Ketika orang tua mereka (anda) atau keluarga besar mereka (seperti paman, bibi dan kakek) memiliki riwayat penyakit asma, demam tinggi dan alergi makanan maka ada kemungkinan bayi anda juga memiliki gen pencetus alergi makanan pada tubuhnya. Faktor-faktor yang memiliki resiko tinggi sebagai penyebab bayi anda alergi meliputi:

1. Memiliki saudara kandung atau anggota keluarga yang alergi pada kacang-kacangan, ikan atau makanan lainnya yang menyebabkan alergi.
2. Sering mengalami gatal atau eksim meskipun sudah diobati.
3. Memiliki riwayat alergi terhadap makanan yang dikonsumsi.
4. Mendapatkan diagnosis atau hasil tes positif makanan tertentu.

Faktor di atas bisa saja bertambah semisal: Dulu waktu saya kecil udang adalah makanan favorit saya, hingga pada umur 10 tahun saya merasakan gatal yang tak tertahan setiap kali memakan udang.  Saat ini dokter menyarankan saya untuk menjauhi makan udang. Dan ternyata bukan hanya udang saja, hampir semua seafood (makanan laut) saat ini tidak bisa saya konsumsi karena pasti akan terjadi reaksi alergi.

Bisakah resiko bayi terkena alergi makanan dikurangi? 

Mungkin saja bisa. Dahulu selama 3 tahun saya menjalani terapi (imunisasi vaksin alergi) hampir setiap minggu saya mendapatkan suntikan vaksin itu dan hasilnya saya bisa makan makanan laut walau jumlahnya sedikit. Namun saat saya berhenti melakukan vaksinisasi reaksi alergi itu muncul lagi bahkan sampai harus mendapatkan perawatan dokter hampir 1 minggu karena terjadi anafilaksis.

Namun, hal itu terjadi pada saya, dan tentunya setiap orang berbeda-beda. Dan sayapun berharap anak saya (Azzahra Rizhan Khainuna) yang menjadi nama blog ini tidak mengalami kejadian alergi dan tidak mendapatkan gen alergi dari gen saya. Saat ini anak saya berusia 4 bulan dan akan memulai mencoba makan makanan selain asi saat berusia 6 bulan. Semoga tidak terjadi alergi pada setiap makanan.

Jangan takut memberi makanan baru pada bayi anda, cobalah terlebih dahulu dalam jumlah yang sedikit. Jika makanan yang sedikit itu tidak menimbulkan alergi, maka ada kemungkinan bayi anda tidak alergi pada makanan itu.

Memperkenalkan makanan yang beresiko menyebabkan alergi seperti telur, udang dan lainnya saat usia bayi anda menginjak umur 1 tahun dapat mengurangi resiko bayi terkena alergi makanan itu pada saat dewasa. Tetapi tentu anda harus memperhatikan setiap perubahan yang terjadi saat bayi anda makan dan setelahnya. Jika tanda-tanda reaksi alergi terjadi pada bayi anda, segeralah memberinya asi (air susu ibu) yang dimana asi juga berfungsi untuk membantu bayi mendapatkan pengobatan alami dari reaksi alergi. Asi dapat menetralkan obat-obatan kimia yang dikonsumsi juga tentunya bisa menambah sistem antibodi bayi dan dapat membantu menghilangkan alergen (penyebab alergi) pada bayi.

(Catatan penting: Jangan memberi bayi anda makanan seperti madu dan susu sapi kecuali olahannya seperti keju dan yogurt saat mereka berusia 0-1 tahun. Anda juga bisa memberinya lakto-B untuk membantu pencernaan bayi anda. Makanan yang dikonsumsi bayi anda dapat mempengaruhi kesehatan bayi anda)
Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bila ada pertanyaan silahkan isi di kolom komentar